Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Aku sedih

Aku bukan alat yang di gunakan di saat kau membutuhkan Aku bukan permainan yang di mainkan di saat musiman itu tiba Aku manusia. Aku juga punnya akal budi yang sempurna dan sehat. Aku kaya aku bukan miskin Aku mampu hidup sendiri, aku bukan orang yang tak punnya apa apa Ku Hidup di gunung, ku hidup di pantai bersama hijaunya daun bersama alam yang kaya dan cerdik. Kedatangan mu mennyedihkan ku. Kau datang bagaikan api dan air, kau melintasi gunung gunung, hijaunya daun, dan birunya pantai. Ku kira, kau membebaskan saudara/i ku yang lagi tercengkram, yang di makan oleh kaum didikan mu. Ku kira, kau berbicara mengenai pelagaran ham yang terus terjadi. Namun itu hanyalah mimpi belaka. Kau pergi tanpa perbuatan yang kau buat, Hannya dokumen yang bisa jadi peganggan di saat pulang.  Licik juga kau pak. Joko. Kau bagaikan air yang memadamkan api di saat api itu lagi panas. Dan kau juga bagaikan api yang memanaskan di saat digin. Kau berjalan ta

Postingan Terbaru

Tulang Putih Membusuk, Dari Nduga West Papua

Masih kuat

Perempuan Papua Dalam Melawan Patriarki dan Pembebasan Nasional.

Ketergantugan Masyarakat Papua dan Kaum Miskin Kota

Curhat : sa juga punya hati

Rakyat Papua di Adu Domba Oleh kolonial indonesia Dengan Rayuan Pemekaran Papua Tenggah.

Bagian kecil yang kadang terasa haram.

Suara Rakyat

Mama tak Sanggup Hidup

Mahasiswa/i Bertanggung Jawab Atas Masyarakat dan Alam Papua